Menjadi Wanita Paling Bercahaya


 

Wanita, insan spesial yang Allah ciptakan. Ia menjadi sosok pendidik bagi anak-anaknya dan juga sosok sahabat terbaik bagi suaminya. Pepatah bijak mengatakan “Di balik suksesnya seorang laki-laki ada dua wanita hebat membersamainya yaitu ibu dan istrinya” inilah peran penting wanita lainnya, menjadi kunci keberhasilan bagi suami serta anak-anaknya.

Dalam sebuah hadits nabi berpesan “sebaik-baiknya perhiasan dunia adalah wanita shaleha”, ia tak hanya menghiasi dunia agar menjadi indah namun juga memancarkan cahaya yang menerangi suramnya kehidupan dunia sekitarnya, ia juga laksana rembulan yang sinarnya menerangi namun tak menyilaukan mata, ia juga bagaikan matahari yang cahayanya tak membakar namun menghangatkan, terkadang ia menjadi sesosok gemintang hanya berkedip-kedip kecil namun menebar keindahan.

Menjadi wanita paling bercahaya adalah menjadi wanita penuh pesona, yang mana pesonanya bukan lahir dari keindahan fisik semata namun juga memancar dari lubuk jiwanya yang terdalam. Menjadi wanita paling bercahaya adalah saat ia menjadi pribadi yang membuat para lelaki tertunduk dihadapannya bukan karena takut atau takhluk namun sebuah bentuk penghormatan.

Menjadi wanita bercayaha adalah menjadi pribadi yang membanggakan orang tuanya, memberikan bakti terbaik kepada ayah-bundanya tatkala masih sendiri. Indah tutur katanya, baik akhlaknya sehingga ia menjadi dambaan dalam setiap pergaulan. Dan, ia mampu menjaga diri dari godaan dunia serta bujuk rayu kaum pria. Baginya ketaatan tak hanya tentang penampilan namun juga tentang pemikiran, sikap dan pergaulan. Ia jauhi setiap yang memudharatkan hati dan pikirannya baik itu musik, tontonan, makanan serta beragam jenis trend dan mode terkini yang menjadi acuan teman sebayanya.

Saat telah menikah kelak, menjadi wanita yang paling bercahaya adalah saat mengerti peran pentingnya dalam rumah tangga. Menjadi guru pertama dan terbaik bagi anak-anaknya serta menjadi teman hidup terbaik bagi suaminya sehingga dengan keberadaannya sang suami merasa ketaatan semakin meningkat, ketakwaan kian berlipat dan syurga terasa dekat.

Saat telah menikah kelak, menjadi wanita yang paling bercahaya adalah saat memahami kedudukannya. Kedudukan sebagai seorang istri, kedudukan sebagai adik atau kakak ipar bagi saudara suaminya, kedudukan sebagai menantu bagi ayah dan ibu suaminya serta kedudukannya sebagai bagian dari keluarga besar suaminya. Ia menjadi cahaya yang menebarkan sinar kebaikan, keteladanan serta kasih sayang terhadap keluarga dan kerabat suaminya.

Saat telah menikah kelak, menjadi wanita yang paling bercahaya adalah saat menjadi penyejuk jiwa bagi suaminya, memberi ketenangan serta kehangatan pada suaminya. Ia adalah taat dan patuh suaminya, tak membantah, menjaga perasaan, turut larut dalam setiap rasa yang dirasakan suaminya serta membelanjakan harta-harta yang diberikan suami untuk hal yang baik serta juga dengan cara yang baik-baik pula.

Saat telah menikah kelak, menjadi wanita bercahaya adalah memilih untuk menjadi ibu bagi anak-anaknya. Memberikan asupan terbaik bagi fisik anak dengan ASI sepenuhnya, makanan yang bergizi racikannya serta juga selalu menyuntikkan energi kasih sayang pada sang anak yang sangat berguna baginya kelak untuk menghidupi kehidupan yang lebih garang ini.

Dan, pada akhirnya kita memahami wanita paling bercahaya adalah wanita yang memilih ketaatan sebagai jalan hidupnya. Ia tau ini berat dan tak mudah namun ia juga yakin pada akhirnya akan berakhir dengan indah.


Leave a Reply